KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melilpahkan Rahmad dan Inayah-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah kami dengan judul “KEPEMIMPINAN di MADRASAH
ALIYAH BUSTANUL ARIFIN” untuk memenuhi
tugas mata kuliah kepemimpinan.
Makalah lingkungan perkantoran ini membahas tentang bagaimana
kepemimpinan di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin, gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh kepala sekolah serta respon seluruh warga terhadap kepemimpinan
kepala sekolah Madrasah aliyah Bustanul Arifin.
Makalah ini diharapkan dapat membantu menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai kepemimpinan di bidang pendidikan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Surabaya,
02 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................................. ii
DAFTAR
LAMPIRAN................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan
masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan
penulisan.......................................................................... 2
BAB
II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1
Definisi Kepemimpinan………………….……………………...3
2.2
Fungsi Kepemimpinan…………………………………………..4
2.3
Gaya Kepemimpinan…………………………………….……...9
BAB
III PEMBAHASAN
3.1
Kepemimpinan Di Madrasah Aliyah Bustanul
Arifin
……………………………..………………………….…12
3.2 Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Madrasah Aliyah Bustanul Arifin …………………….…..…....15
3.3 Respon Guru Dan Siswa Terhadap Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah Madrasah
Aliyah Bustanul Arifin……………………………..….……… 17
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................. 18
4.2 Saran............................................................................................ 18
LAMPIRAN
DAFTAR
LAMPIRAN
1. Lembar
Observasi
2. Profil
Sekolah Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
3. Struktur
Organisasi Dan Pembagian Tugas Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
4. Tata
Tertib Sekolah Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
5. Tata
Krama Dan Tata Tertib Siswa Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
6. Daftar
Hadir Guru Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
7. Identitas
Guru Dan Pegawai Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
8. Daftar
Riwayat Hidup Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
9. Kuisioner
Manajemen Kepala Sekolah (Kuesioner untuk siswa)
10. Kuisioner
Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah (Kuesioner untuk guru)
11. Dokumentasi
kegiatan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
merupakan mahkluk sosial mahkluk yang tidak dapat hidup sendiri, manusia hidup
dalam berkelompok, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dan tentunya
membutuhkan antar sesama manusia. Dalam kehidupan berkelompok tentunya manusia
saling berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dalam menciptakan kehidupan yang
harmonis tidaklah mudah, harus bisa saling menghargai dan menghormati.
Manusia
merupakan mahkluk ciptakan Allah SWT yang paling sempurna, yang di karuniai akal pikiran untuk dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk. Manusia sebagai khalifah di bumi ini tentunya telah
menjadi pemimpin pada dirinya sendiri. Dengan jiwa pemimpin tentunya manusia
sebagai mahkluk sosial yang hidup dalam lingkungan masyarakat akan dapat
mengurus atau mengelola diri sendiri maupun kelompok.
Dalam
sebuah lembaga atau organisasi tentunya diperlukan seorang pemimpin, baik
lembaga masyarakat maupun lembaga pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan
yang bernuansa islam. Di tengah persaingan global ini, diakui atau tidak,
lembaga pendidikan atau sistem persekolahan Islam dituntun untuk mengemuka
dengan kinerja kelembagaan yang efektif dan produktif.
Berhasilnya
suatu sekolah dapat dilihat dari cara kepemimpinan kepala sekolah pada kegiatan
di sekolah, sejauh mana kepala sekolah dapat menjalankan visi dan misi untuk
memajukan suatu sekolah tersebut .
Kepala
sekolah harus memiliki pengetahuan professional sebagai penanggungjawab
pendidikan dan pembelajaran untuk menyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya telah berjalan dengan
baik, baik perencanaan dan implementasi kurikulum, penyediaan pemanfaatan
sumber daya guru, rekrutmen sumber daya murid, kerjasama sekolah dan orangtua,
serta sosok outcome sekolah yang
prospektif. Kepala sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk menyiapkan
berbagai macam program pendidikan. Bahkan, tinggi rendahnya mutu suatu sekolah
akan dibedakan oleh kepimpinan di sekolah.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas penulis melakukan penelitian tentang kepemimpinan di
Madrasah Aliyah Bustanul Arifin dengan judul “Kepemimpinan kepala sekolah di
Madrasah Aliyah Bustanul Arifin Gresik”.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
kepemimpinan di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin ?
2. Bagaimana
gaya kepemimpinan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin ?
3. Bagaimana
respon seluruh warga sekolah terhadap kepemimpinan kepala sekolah Madrasah
Aliyah Bustanul Arifin ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengidentifikasi kepemimpinan di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
2. Untuk
mengetahui gaya kepemimpinan kepala sekolah yang diterapkan di Madrasah Aliyah
Bustanul Arifin
3. Untuk
mengetahui respon seluruh warga sekolah terhadap kepemimpinan kepala sekolah Madrasah
Aliyah Bustanul Arifin
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 DEFINISI
KEPEMIMPINAN
Berikut
ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai definisi
kepemimpinan :
1.
George R. Terry (yang
dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2.
Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
3.
William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
4.
P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
5.
Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
6.
G. U. Cleeton dan C.W
Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
7.
Locke & Associates
(1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
8.
. John W. Gardner
(1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
9.
H. Kootz & O’
Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
10.
G.L.Feman &
E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu..
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu..
Dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada bawahannya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
2.2 FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah
sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat
perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung
jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat – manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan merupakan hasil
pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan
dilakukan.
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh
ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta
yang diketahui.
c. Perencanaan berarti proyeksi atau
penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target
yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :
a.
Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka
pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
b.
Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kkegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan
prosedur – prosedur yang diperlukan.
Setiap rencana yang baik akan berisi :
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b. Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang
pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa
yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan
jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak
saja diantara pengikut, tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan
menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi
pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan
dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin
yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan
selalu diperlukan kombinasi yang sebaik-baiknya dari :
a)
Perasaan, firasat atau intuisi
b)
Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi
fakta-fakta secara rasional – sistematis.
c)
Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d)
Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang
pemimpin dapat menggunakan metode – metode sebagai berikut :
a.
Keputusan – keputusan yang sifatnya sederhana individual
artinya secara sendirian.
b.
Keputusan – keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan
secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang yang terlatih khusus
untuk itu atau dilakukan dengan menggunakan komputer.
c.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam
arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil secara kelompok atau
majelis.
d.
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab
masalahnya menyangkut perhitungan – perhitungan secara teknis agae diambil
dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu
bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi
semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja dan
menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian
anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin
harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang
menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal
dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini sebaik- baiknya,
seorang pemimpin perlu menyelenggarakan daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi
semua pegawai sehingga tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah
diberikan kepada mereka.
Menurut William R. Lassey dalam
bukunya Dimension of Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan,
yaitu kepemimpinan, yaitu :
1.
Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :
a.
Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah,
menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b.
Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap
usul – usul atau saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.
c.
Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada
kaitannya dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d.
Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang
diterima.
e.
Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih
dapat mengembangkan pengertian.
f.
Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran
dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g.
Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain
menjadi satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan
dalam kelompok.
h.
Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan
dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i.
Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah
ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j.
Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan
langkah-langkah selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang
dihadapi untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.
2.
Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan,
baik bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya.
Yang termasuk fungsi ini antara lain :
a)
Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau
dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui
sumbangan fikiran orang lain.
b)
Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota
berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan
untuk mendengar.
c)
Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur
dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann
yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d)
Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain,
bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan
mengambil keputusan.
e)
Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak
sebagai penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping
kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan
bahwa fungsi kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan
bahwa fungsi kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan,
mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan
yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.
2.3 GAYA KEPEMIMPINAN
A.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1.
Gaya Kepemimpinan Otoriter /
Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2.
Gaya Kepemimpinan Demokratis /
Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah
gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas /
Laissez Faire.
Pemimpin jenis ini hanya terlibat
delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan
tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
B.
Empat Gaya Kepemimpinan Dari
Empat Macam Kepribadian
Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1.
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan
karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara
berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya
kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe
kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring
Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah
beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
2.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS.
Kelebihan gaya kepemimpinan
diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat
dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi
keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah
kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan
sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan.
Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi
pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
3.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model
kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun
tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu
tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah
– langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan
kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah
peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
4.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka
hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang
seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,
kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 KEPEMIMPINAN di MADRASAH ALIYAH
BUSTANUL ARIFIN
3.1.1 Kepemimpinan antara kepala
sekolah dengan warga sekolah
Kepemimipinan yang di pimpin oleh
kepala sekolah di Madrasah Aliyah sangat ditunjukkan dengan baik, semua
struktur organisasi dan kegiatan yang berlangsung di sekolah selalu dengan
pengawasan kepala sekolah, figur kepala sekolah di Madrasah Aliyah menggambar
sosok Bapak yang sangat perhatian dan peka terhadap kondisi sekolah baik
lingkungan maupun dari guru dan siswanya.
Di Madrasah Aliyah, yayasan sekolah
islam ini memiliki cara ntuk menunjukkan sistem kerja para pegawai juga untuk
meningkatkan pendidikan bagi siswa. Setiap tahunnya sekitar 1 bulan sekali
Bapak Kepala Sekolah selalu mengevaluasi semua kegiatan yang berjalan di
Sekolah, juga mengadakan rapat dengan staf dan para guru dalam 1 semester
minimal 2 kali, jika terjadi permasalahan di sekolah maka bapak kepala sekolah
langsung memberi peringatan kepada guru yang bersangkutan atau melakukan
briefing bisa sampai tiga sampai empat kali.
Kegiatan telah tersusun sesuai jadwal
yang telah disusun oleh pihak sekolah untuk melaksanakan perintah yang tertulis
piket guru yang sesui dengan jadwal, kemudian setiap paginya para siswa
melakukan sholat dhuha, memberikan surat tugas ketika meminta izin untuk
meninggalkan kegiatan di sekolah.
Sekolah yang didirikan oleh yayasan
ini, para pengajar atau guru banyak yang mengajar lebih dari satu sekolah, jika
ada rapat yang diselenggaran salah satu sekolah guru yang bersangkutan akan
meninggalkan sekolah dan meminta izin. Absen para guru dan staf masih dilakukan
secara manual sehingga jika ingin meninggalkan pekerjaan harus menghubungi guru
piket dan meminta surat izin
Dalam memajukan kedisplinan siswa,
Kepala Sekolah selalu memeberikan yang terbaik kepada siswanya. Cara kerja
bapak kepala sekolah sangat profesional, selain bertindak sebagai kepala
sekolah beliau juga bisa menjadi figur seorang ibu jika berada di dalam kelas
dan juga menjadi seorang yang tegas ketika melihat kesalahan siswanya seperti
keterlambatan, siswa akan mendapatkan hukuman.
Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
sangat peduli kepada siswa yang berprestasi, setiap siswa yang mendapat
rangking pertama di kelas akan mendapatkan pembiayaan gratis SPP selama 4
bulan. Dan jika ada siswa yang kurang mampu pihak sekolah akan memberikan uang
bantuan seperti BBM dan BSM.
3.1.2 Kepemimpinan antara guru
dengan siswa
Kepemimpinan
guru dalam pendidikan amat berpengaruh dalam menghasilkan out put yang
berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Sekarang ini, kiprah guru
sebagai teladan seolah luluh oleh keegoisan anak didik, pengaruh kemajuan
teknologi, dan juga keapatisan guru. Andaikata setiap guru menjalankan lima
jenis kepemimpinan dalam pendidikan, maka guru akan menjadi pahlawan abadi di
hati anak didik.
Lima
hal yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin pendidikan yaitu menjadi pemimpin
yang disukai, dipercaya, mampu membimbing, berkepribadian, serta abadi
sepanjang zaman.
Kepemimpinan di Madradah Aliyah
Bustanul Arifin antara guru dengan siswa ditunjukkan dengan hubungan yang
harmonis dan saling menghormati, kepemimpinan Guru
sebagai pengajar merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
di sekolah Madrasak Aliyah Bustanul Arifin adalah memberikan pelayanan kepada para
siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang selaras dengan tujuan
sekolah. Melalui bidang pendidikan, guru mempengaruhi aspek kehidupan, baik
sosial, budaya maupun ekonomi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, guru
merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai
jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakannya sebagai guru.
Yang dimaksud
sebagai peran pemimpin adalah pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri
khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus
bertanggungjawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar
mengajar. Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses
belajar mengajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar
disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain : guru harus
mampu menciptakan situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya. Selain menjadi
pemimpin sebagai pengajar, Guru di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin juga menjadi
pemimpin dalam membimbing. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap
individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin,
keluarga serta masyarakat.
Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, maka guru di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin harus :
Dalam keseluruhan proses pendidikan guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru memegang berbagai jenis peran yang mau tidak mau harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula. Sehubungan dengan peranannya sebagai pembimbing, maka guru di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin harus :
1.
Mengumpulkan
data tentang siswa
2.
Mengamati
tingkah laku siswa dalam situasi sehari-hari
3.
Mengenal
para siswa yang memerlukan bantuan khusus
4.
Mengadakan pertemuan
atau hubungan dengan orangtua siswa baik
5.
Secara
individu maupun secara kelompok untuk memperoleh saling pengertian tentang
pendidikan anak
6.
Bekerja
sama dengan masyarakat dan lembaga lainnya untuk membantu memecahkan masalah
siswa
7.
Membuat
catatan pribadi siswa serta menyiapkannya dengan baik
8.
Menyelenggarakan
bimbingan kelompok atau individu
9.
Bekerja
sama dengan petugas bimbingan lainnya untuk membantu memecahkan masalah siswa
10.
Menyusun
program bimbingan sekolah bersama-sama dengan petugas bimbingan lainnya.
11.
Meneliti
kemajuan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa peran guru baik sebagai pengajar maupun sebagai pembimbing pada hakekatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, kedua peran tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus merupakan keterpaduan.
Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa peran guru baik sebagai pengajar maupun sebagai pembimbing pada hakekatnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, kedua peran tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan sekaligus merupakan keterpaduan.
3.1.3 Kepemimpinan antara ketua
kelas dengan teman sekelasnya
Kepemimpinan yang ditunjukan oleh
ketua kelas dengan teman sekelasnya tegas dan saling menghormati, sebagai
pemimpin di kelas tentunya telah mendapatkan kepercayaan dari semua warga
kelas. Ketua kelas yang menjadi pemimpin dalam mengurus segala urusan yang ada
kelas memberikan semua informasi yang ada di Madrasah Aliyah Bustanul Arifin
untuk menyampaikan di kelas, perintah dan tugas dari guru disampaikan dengan
sebenarnya, menangani semua warga kelas atau teman sekelasnya dengan baik
menjaga suasana di kelas tetap tenang saat proses pembelajaran, ketika ada
kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah ketua kelas akan menginformasikan ke
kelas dan mengondisikan atau mengatur untuk membantu lancarnya kegiatan
dan ketika terjadi permasalahan di dalam
kelas, ketua kelas akan bertindak sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas
permasalahan yang terjadi di kelas, mengajak para warga kelas untuk di
bicarakan atau dibahas secara bersama-sama dan menyelesaikan dengan mufakat
3.2 GAYA
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
Gaya kepemimpinan yang ditarapkan
oleh kepala sekolah MA Bustanul Arifin adalah gaya demokratis karena kepala
sekolah memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Hal ini dibuktikan
bahwa kepala sekolah MA Bustanul arifin memberikan kebijakan tersendiri bagi
bapak ibu guru yang mengajar di MA Bustanul arifin ini boleh mengajar di luar sekolah lain selain di sekolah
tersebut karena sekolah MA bustanul Arifin ini swasta jadi banyak Bapak/Ibu
Guru yang mengajar lagi selain di sekolah tersebut, tetapi harus memberikan
tanggung jawab tersendiri pada sekolah-sekolah yang bersangkutan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Wujud keikutsertaan
kepala sekolah MA Bustanul arifin ini dibuktikan setiap pagi berangkat lebih
awal untuk mengawasi atau memperhatikan para siswanya yang melanggar ketertiban
sekolah yang biasanya di sekolah sekolah lain tugas ini dilakukan oleh
bimbingan konseling atau guru piket pada
waktu yang bersangkutan karena permasalah yang sering ada di sekolah MA
Bustanul Arifin ini banyak siswa/siswi yang melanggar tata tertib yang telah
ditentukan sekolah terutama pada kedatangan siswa/siswi yang tidak tepat waktu
atau terlambat dan pada penampilan yang
sering dilanggarnya, kepala sekolah turun langsung dan ikut serta memberikan hukuman
pada siswa-siswi yang melanggar
peraturan tersebut. Selain itu
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya. Kepala sekolah MA Bustanul Arifin ini setiap ada informasi yang
umum maupun khusus pasti disampaikan kepada seluruh bapak/ibu guru maupun
kepada siswa/siswi. Selain itu kepala sekolah MA Bustanul Arifin ini juga
melaksanakan rapat untuk mengevaluasi keadaan ataupun Bapak/ibu Guru mengenai Proses
belajar mengajar. Selain itu kepala
sekolah MA Bustanul arifin juga
menerapkan kebiasaan lama atau turun temurun di sekolah tersebut seperti
melaksanakan sholat dhuha sebelum proses belajar mengajar dimulai. Selain
memimpin sebagai kepala sekolah MA
Bustanul Arifin, beliau bertindak sebagai Guru jika Bapak/ibu guru yang
bersangkutan tidak dapat masuk memberikan materi kepada siswa/siswi. Kepala
sekolah MA Bustanul Arifin ini beliau sering berkumpul dengan para stafnya
ketika istirahat untuk mengawasi dan agar menjalin hubungan kekeluargaan kepada
para bapak/ibu guru dan Karyawan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
KESIMPULAN
4.1.1
KEPEMIMPINAN di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
4.1.2
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
4.1.3
RESPON GURU dan SISWA di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
4.2
SARAN
4.2.1
Seharusnya di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL
ARIFIN di lengkapi dengan adanya petugas keamanan sekolah agar para siswa
lebirang rh segan untuk melanggar tata tertib sekolah.
4.2.2
Hendaknya dibangun pagar pembatas antara wilayah sekolah dan pemukiman warga
sekitar.
4.2.3
Sebagai pemimpin seharusnya menyesuaikan dengan lingkungan warga sekolah.
3.3 RESPON SELURUH WARGA SEKOLAH
TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
3.3.1 Respon guru
Setelah
apa yang kita amati di sekolah tersebut guru-guru dan karyawan sangat senang
dengan gaya kepemimpinan beliau, tidak unsure kediktatoran dan sifat-sifat yang
mengintimiadasi para guru dan karyawan-karyawannya. Beliau sangat demokratis,
tidak mementingkan diri sendiri tetapi tegas. Di sisi lain para guru mata
pelajaran fisika sangat terbantu dengan ada nya beliau. Selain beliau sebagai
kepala sekolah, beliau terkadang menggantikan mengajar bila guru yang
bersangkutan tidak bisa mengajar. Bisa mengayomi para guru-guru dan
karyawannya. Suka bergaul dan berjanda dengan para guru dan karyawan. Dan bisa
memberikan masukan-masukan yang berarti bila guru kesulitan dalam menjalankan
tugasnya.
3.3.2 Respon siswa
Selain respon guru dan karyawan-karyawan
baik para siswa-siswi disini juga merasa nyaman dipimpin oleh beliau, beliau
selain tegas dalam menghadapi para siswanya di sisi lain beliau juga mampu
menjadi figure ayah bagi siswa-siswinya. Beliau seseorang yang dihormati
siswa-siswinya. Selain itu beliau juga peduli terhadap siswa-siswinya, tidak
membeda-bedakan satu sama lain. Tetapi disini beliau terkadang masih kurang
pengawasan dalam memonitor para siswanya. Contoh kecil yang bisa kami tangkap,
masih banyak siswa nya terutama laki-laki yang masih memakai
aksesoris-aksesoris seperti topi dan lain-lain yang tidak sepantasnya dipakai
di dalam sekolah terutama masih di dalam lingkup jam efektif sekolah. Disini
beliau tegas dalam mengatur siswa-siswinya tetapi di belakang itu tetap masih
ada siswa yang melanggar peraturan-peraturan sekolah.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
4.1.1
KEPEMIMPINAN di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
Kepala
sekolah sangat bersahabat dengan guru-guru, karyawan dan murid. Serta
mengutamakan penanaman nilai-nilai religius terhadap murid. Tidak mementingkan
diri sendiri dan peduli dengan para murid di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN.
4.1.2
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
Kepemimpinannya
baik, tegas, demokratis, dan peduli terhadap sekolah dan murid.
4.1.3
RESPON GURU dan SISWA di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL ARIFIN
Respon
guru dan murid baik. Tetapi masih ada beberapa murid yang masih melanggar
peraturan-peraturan sekolah dan tidak hormat kepada kepala sekolah.
4.2 SARAN
4.2.1
Seharusnya di MADRASAH ALIYAH BUSTANUL
ARIFIN di lengkapi dengan adanya petugas keamanan sekolah agar para siswa segan
untuk melanggar tata tertib sekolah.
4.2.2
Hendaknya dibangun pagar pembatas antara wilayah sekolah dan pemukiman warga
sekitar.
4.2.3 Sebagai
pemimpin seharusnya menyesuaikan dengan lingkungan warga sekolah.
4.2.4 lebih
kreatif dalam mengembangkan mutu sekolah dan murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar